Jumat, 10 Mei 2013

Latihan Gabungan TNI 2013Latihan Gabungan TNI 2013

latgab1

Sebanyak 16.745 prajurit TNI melakukan latihan gabungan tingkat Divisi mulai 15 April 2013 dengan medan operasi: Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta; Asem Bagus, Jawa Timur; Bima, Nusa Tenggara Barat dan Sangatta, Kalimantan Timur.
Materi latihan gabungan berupa proses pengambilan keputusan militer, kesiapan dan latihan, hingga komando pengendalian kampanye militer dan operasi gabungan. Latihan gabungan ini juga melakukan operasi pengintaian udara, operasi intelejen taktis, operasi pasukan khusus, dukungan udara, operasi perebutan pengendalian panggkalan udara, operasi laut gabungan, operasi amfibi, lintas udara, pendaratan administrasi, teritorial dan operasi darat gabungan.
Kepala Staf Umum TNI, Marsekal Madya TNI Daryatmo menjadi Direktur Latihan dengan Panglima Kostrad, sementara Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir, sebagai Panglima komando dan staf gabungan latihan mandala.
Menurut Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, Latihan Gabungan 2013 ini termasuk pengujian beberapa doktrin baru, terkait sistem persenjataan baru yang dimiliki TNI. Kehadiran sistem kesenjataan baru ikut mengubah sebagian atau keseluruhan doktrin tempur dan perang yang ada dan akan diuji di lapangan dalam latihan gabungan.
Dia mencontohkan, sebagian kapal-kapal pendarat pasukan TNI AL merupakan generasi baru. Kecepatannya bisa lebih tinggi ketimbang kapal pendarat tank (LST – Landing Ship Tank). “Jadi kapal pengangkut pasukan pendarat tidak usah lagi terlalu dekat ke pantai kawasan yang akan direbut dan diduduki karena bisa menambah resiko.
Dari sisi pertempuran udara, sekarang ada EMB-314 Super Tucano yang dipersenjatai. Kegunaannya hampir sama dengan OV-10F Bronco dari generasi sebelumnya yang digantikan. Fungsinya adalah untuk pengintaian udara dan serbu udara-darat jarak dekat serta payung udara pasukan infantri.
latgab2



latgab76latgab3 Skenario Perang
Skenario dari latihan perang ini adalah menghancurkan musuh yang telah menguasai dan mengklaim wilayah Sangatta, Kalimantan Timur, menjadi sebuah negara berdiri sendiri dengan nama “Negara Sonora”.
Pasukan bersenjata Aliansi Sonora secara terbuka mengerahkan kekuatan darat, laut dan udaranya dengan poros manuver dari pangkalan ajunya di P. Namit menuju P. Tarakan, Sangatta dan Bima. Komposisi dan disposisi kekuatan Laut lawan, terdiri dari: 1 PKR, 1 KCR, 1 AT dan 1 BCM serta didukung kekuatan Udara yang terdiri dari 1 Pesawat Intai B 737, Pesawat Angkut dengan jenis 4 Pesawat PC 7 MK2, 2 Pesawat Cessna, 1 Pesawat C 130 serta dilengkapi dengan 2 Pesawat UAV Eagle ARV, yang dipersiapkan untuk memberikan dukungan kepada kekuatan Aliansi Sonora yang sudah berada di Tarakan, Sangatta, dan Bima.
Kekuatan Darat Aliansi Sonora yang terdiri dari 1 Brigade (+) diperkuat, Batalyon Armed 76, Kompi Kavaleri Tank dan Baterai Arhanud saat ini telah link up dengan Gerakan Sumpit Merdeka serta didukung oleh kekuatan udara dengan komposisi 1 Pesawat CN-235, 2 Heli Angkut S61A-4, UAV Alutsista Udara dan Black Hawk, berusaha untuk terus merebut dan menguasai sebagian wilayah Sanggata, Tarakan sambil bertahan di kedudukannya untuk menunggu bantuan perkuatan dari Pangkalan aju Aliansi Sonora sebelum melanjutkan gerakan selanjutnya.
 latgab14
 latgab13
 Counter Attack
Melihat serangan yang mendadak itu, TNI langsung melakukan segala manuver untuk memulihkan kembali situasi keamanan NKRI, khususnya di wilayah Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, di Bima NTB, dan di Sangatta, Kalimantan Timur.
Komando Gabungan TNI melaksanakan Kampanye Militer meliputi Operasi Khusus, Operasi Udara, Operasi Laut Gabungan, Operasi Amfibi, Operasi Linud, Operasi Ratmin & Operasi Darat Gabungan untuk menghancurkan kekuatan Aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) serta Gerakan Nusa Merdeka (GNM) mulai hari “H” jam “J” selama 20 hari di Mandala Operasi Kalimantan Timur & Nusa Tenggara Barat dalam rangka mengembalikan kedaulatan NKRI.
Geladi Posko berlangsung mulai 15 hingga 19 April 2013. Sementara geladi lapang yang terdiri dari latihan perang darat, perang laut, maupun perang udara, berlangsung di Situbondo, Jawa Timur, di Sangatta, Kalimantan Timur, dan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
 Kekuatan TNI AL
Angkatan Laut menggunakan 42 KRI.  27  Kapal Perang Republik Indonesia (KRI)  berasal dari Koarmatim dan  15 kapal perang dari jajaran Koarmabar.
Kapal perang koarmatim terdiri dari berbagai jenis diantaranya kapal kombatan jenis Kapal Perusak Kawal Rudal, SIGMA, Kapal Selam, Kapal amfibi dan Landing Platform Dock (LPD) Kapal Cepat Rudal (KCR KRI Clurit-641, KRI Kujang-642 dan KRI Baladau-643) dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), Kapal Buru Ranjau (BR) dan Penyapu Ranjau (PR), Kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat) dan Kapal Bantu.
Unsur-unsur tersebut tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla) dan Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib). Unsur Kogasgabla terdiri dari kapal-kapal kombatan, kapal rudal, dan penyapu ranjau, sedangkan unsur Kogasgabfib terdiri dari kapal amfibi dan LPD, Pasukan Khusus (Pasus) TNI AL Kopaska dan Taifib, Penyelam Tempur, dan helikopter. Jajaran Kogasgabfib ini mengangkut Pasukan Pendarat (Pasrat) Marinir dan matrial tempurnya.
Secara umum Gelar Kekuatan Laut ini menampilkan seluruh kekuatan yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI AL, mulai dari kapal perang, pesawat udara, Marinir dan pangkalan. Sedangkan personel TNI AL yang terlibat dalam latihan gabungan ini sekitar 6.500 orang.
Pada Latgab TNI kali ini, Korps Marinir mengerahkan 59 tank amfibi, yaitu 17 BMP-3F (Boyevaya Mashina Pyekhota), 33 BTR-50 (Browne Transporter), 7 LVT-7A1 (Landing Vehicle Track), serta 2 BVP-2 (Bojove Vozidlo Pechoty), 2 unit Roket Multi Laras RM-70/Grad, 16 perahu karet, 4 unit meriam Howitzer 105 mm, serta 16 perahu karet motor tempel, beserta prajurit Marinir yang kesemuanya diangkut dengan kapal perang LST dan LPD. Adapun Puspenerbal mengerahkan 3 pesawat Intai Maritim jenis Cassa serta 5 helikopter untuk pendaratan Marinir Lintas Heli.
Sedikitnya 2000 prajurit Korps Marinir TNI AL yang tergabung dalam Pasrat 13 melakukan pendaratan amfibi di pantai Banongan, Asembagus, Situbondo. Seluruh personel dan material tempur Korps Marinir TNI AL tersebut melaksanakan latihan  menggunakan KRI Makassar-590, KRI Banjarmasin-592, KRI Teluk Sibolga-544, KRI Teluk Mandar-514, KRI Teluk Cendrawasih-534, KRI Teluk Banten-516 dan KRI Teluk Cirebon-543.
Latihan pendaratan amfibi diawali dengan masuknya Pasukan Pendarat kemudian dilanjutkan dengan bantuan tembakan kapal, setelah itu meluncurlah 4 unit LVT-7 yang merupakan kendaraan tempur VVIP pada gelombang pertama pendaratan, kemudian diikuti gelombang dua pendaratan yaitu 15 unit BMP-3F, di gelombang tiga pendaratan yaitu 13 unit BTR-50, dilanjutkan 12 unit BTR-50 sebagai gelombang keempat, pada gelombang lima 6 unit Kapa-61, 4 diantaranya membawa senjata Howitzer 105 mm dan pada gelombang terakhir 2 buah LCU dengan membawa roket multi laras RM 70 Grad.
Setelah semua personel dan material tempur sudah mendarat, dilanjutkan dengan penembakan Howitzer 105 mm dan roket RM 70 Grad dari pantai Banongan dengan sasaran berada di daerah latihan Puslatpur Korps Marinir Baluran dengan jarak 20 km.
latgab51

Angkatan Udara mengoperasikan 5 pesawat SU 27/30, 5 pesawat Hawk SPO, 5 unit F-16, 5 unit Hawk PBR, 11 pesawat C-130 Hs/H/B, 1 pesawat C-130, 2 pesawat B-737 Intai, 2 Pesawat C-212 Cassa, 2 unit CN-235, 1 unit CN-235 MPA, 2 Helikopter Nas-332/SA 330, 4 Helikopter EC-120 Colibri.
Satu flight pesawat tempur Sukhoi SU-27/30 home base  Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin,  bergerak ke  Lanud Iswahjudi Madiun, untuk mengikuti Latihan Gabungan. Pesawat Tempur Sukhoi 27/30 melakukan penembakan dari udara ke darat di AWR (Air Weapon Range) Asembagus dan Rambang Nusa Tenggara Barat.
Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, juga melaksanakan penembakan dan pengeboman dari udara ke darat dengan bom dan Rudal Maverick, yang pelaksanaanya akan disaksikan langsung oleh Presiden  Susilo Bambang Yudhoyono, di Pulau Gundul, kepulauan Karimun Jawa.
Empat helikopter dari 2 jenis Super Puma dan puluhan personel dari Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaja (ATS) Bogor, memberangkatkan helikopter untuk bergerak ke Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sangata, Kalimantan Timur (Kaltim).
Tugas yang dilaksanakan personel dari Lanud ATS  adalah  Search and Rescue (SAR) tempur di dua wilayah Trouble Spot. Yaitu rappelling (meluncur dari ketinggian), hoisting (ditarik menggunakan tali kedalam pesawat), pengamanan, serta tim penolong.
Satu Flight pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 12, Lanud Roesmin Nurjadin juga bertolak menuju Lanud Iswahyudi, Madiun, untuk bergabung dalam Latihan Gabungan TNI yang bertempat di daerah Asem Bagus, Jawa Timur. Satu Flight penerbangan “Black Panther”  ini dipimpin langsung oleh Danskadron Udara 12, Letkol Pnb A. Yani Amrullah.
Kekuatan TNI AD
Selain melibatkan ribuan infanteri, Angkatan Darat juga membawa 14 unit Tank Scorpion, 5 unit Tank Stormer APC, 2 Unit Tank Stormer Komando, 13 unit Tank AMX, 21 Pucuk Meriam, 12 Helikopter MI 17,  MI-35, 12 Helikopter Bell dan 3 Heli  NBO 105.
latgab70latgab71latgab72latgab73latgab74latgab75
latgab78latgab79latgab80latgab81latgab82latgab83latgab84latgab84 latgab85latgab86latgab87latgab88latgab89latgab90latgab91latgab92latgab93latgab94latgab94 latgab95latgab96latgab97latgab98latgab100latgab99latgab101Operasi Militer
Operasi darat dimulai dengan diterjunkannya pasukan untuk menyusup ke daerah yang dikuasai musuh, penerjunan dilaksanakan pada pukul 01.00 WITA dini hari di sekitar Kaubun, Sangatta, Kalimatan Timur. Pasukan Gabungan yang diterjunkan bertugas menyiapkan lokasi yang aman untuk pendaratan Pasukan Gabungan yang akan melaksanakan Operasi Darat Gabungan lanjutan.
Pasukan terdiri dua shorty penerjunan, dengan jumlah personil 52 orang, terdiri dari 25 orang sebagai Kendali Depan Operasi Linud (KDOL) Kostrad, 14 orang pasukan Intai Para Amfibi (IPAM) dari Marinir dan 13 orang bertugas sebagai Pengendali Tempur (Dalpur) dari Pakhas Angkatan Udara.
Pengiriman pasukan ini didasarkan perkiraan Intelijen TNI bahwa aliansi negara Sonora berhasil membentuk dan membangun kekuatan separatis yang di beri nama “Gerakan Sumpit Merdeka (GSM)” di wilayah Kalimantan Timur dan “Gerakan Nusa Merdeka (GNM)” di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Di lokasi yang terpisah, satu persatu Pasukan Khusus TNI terjun bebas dari ketinggian 6000 feet menggunakan pesawat Hercules C-130, mendarat di wilayah musuh yang terletak di daerah Juwata Pasir untuk mengambil alih kendali beberapa obyek vital yang dikuasai musuh di Tarakan, Kalimantan Timur.
Operasi Senyap yang dilaksanakan oleh Pasukan Khusus TNI ini melibatkan 60 personil, terdiri dari 20 personil Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, 20 personil pasukan Khusus Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL dan 20 personil pasukan khusus Detasemen Bravo (Denbravo) TNI AU.
Keberhasilan pendaratan personil Pasukan Khusus TNI di daerah Tarakan tak lepas dari peran serta Tim Kendali Depan Operasi Linud (KDOL) yang terjun sehari sebelumnya untuk memandu dan menyiapkan Dropping Zone penerjunan OP3U Kogasudgab di Tarakan dan operasi Lintas Udara (Linud) di Sangatta untuk membentuk tumpuan udara di daerah musuh.
Pasukan Khusus yang diterjunkan TNI di wilayah Tarakan mengemban tugas yang sangat penting, yaitu harus mampu merebut dan menguasai beberapa obyek vital di Tarakan yang telah dikuasai musuh.  Detasemen 81 Gultor Kopassus bertugas untuk mengambil alih Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI), sedangkan Denjaka bertugas untuk mengamankan Pelabuhan Malundung yang telah dikuasai musuh, sementara itu Denbravo bertugas untuk mengamankan Satuan Radar (Satrad) 225.
Setelah menguasai sasaran masing-masing, beberapa personil Pasukan Khusus TNI yang terdiri dari Gultor Kopassus, Denjaka dan Denbravo masih memiliki tugas lain yaitu mengambil alih radar yang berada di bandara Juwata Tarakan dan melumpuhkan Penangkis Serangan Udara (PSU) guna mempermudah pendaratan pasukan Operasi Perebutan Pertahanan Pangkalan Udara (OP3U).
Setelah radar bandara Juwata dikuasai dan senjata PSU dilumpuhkan, tahap selanjutnya adalah penerjunan Batalyon Perebutan Pangkalan (Yonbutlan) OP3U Paskhas menggunakan lima pesawat Hercules C-130 dengan mengangkut 210 personil Paskhas TNI untuk merebut dan menguasai bandara Juwata Tarakan. Aksi baku tembak antara pasukan OP3U Paskhas dan pihak musuh tidak dapat dihindari ketika merebut bandara Juwata, namun profesionalitas prajurit TNI dalam berperang dengan mudah dapat melumpuhkan lawan dan mengambil alih bandara.
Bandara Juwata berhasil direbut dan dikuasai, selanjutnya Tim Pengendalian Pangkalan Paskhas TNI menyiapkan pendaratan dua Hercules C-130 untuk mengangkut satu Bateray Pertahanan Udara Pashkas dan beberapa peralatan seperti 1 kendaraan Smart Hunter, 1 Meriam Triple Gun dan 10 rudal QW-3.
Pagi hari berikutnya pukul 06.00 WITA pesawat F-16 TNI AU membombardir kedudukan musuh yang disimulasikan dekat dengan pantai Sekerat, Sangatta, Kalimantan Timur untuk melemahkan kekuatannya. Setelah itu disusul penerjunan 1.000 pasukan Lintas Udara Brigade Lintas Udara 18 Kostrad dan Pasukan Khas TNI AU yang dilakukan oleh 10 pesawat Hercules.
Rangkain aksi tadi menandai dimulainya  Operasi Darat Gabungan, dengan dilakukannya Operasi Serbuan Amphibi, Operasi Serbuan Lintas Udara dan penembakan Artileri Medan Marinir RM 70 Grade 105 mm di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo.
Pada hari Kamis 2 Mei 2013, sejumlah kapal perang akan melaksanakan penembakan peluru kendali, seperti KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355 menembakkan Rudal C-802, KRI Sultan Iskandar Muda-367 menembakkan Rudal Exocet MM-40, dan KRI Cakra-401 (kapal selam) menembakkan torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dengan sasaran permukaan adalah eks KRI Teluk Semangka-512 di perairan laut Jawa.
Pada hari Jumat 3 Mei 2013, pukul 05.00, Latihan Umum (Latum) berupa Operasi Amfibi di Pantai Banongan, Situbondo yang diawali dengan taklimat, kemudian Bantuan Tembakan Kapal, setelah itu meluncurlah gelombang pendaratan dari kapal LST dan LPD, seperti LVT-7A1 yang merupakan serbuan gelombang pertama, kemudian diikuti gelombang kedua BMP-3F, gelombang ketiga BTR-50, gelombang keempat KAPA-61 yang mengangkut Howitzer 105 mm, dan LCU yang membawa RM 70 Grad.
Setelah semua material dan kendaraan tempur mendarat, dilanjutkan dengan penembakan berbagai persenjataan Korps Marinir seperti Howitzer 105 mm, dan RM-70 Grad. Selanjutnya, di titik tinjau T-12 dapat disaksikan manuver pasukan Infantri Korps Marinir bergerak maju bersama tank BMP-3F, BTR-50, LVT-7A1, dan BVP-2 sambil melancarkan serangan tembakan.
Latihan gabungan (Latgab) TNI 2013 diwarnai aksi penembakan rudal dengan sasaran KRI Teluk Semangka 512 sebagai sasaran tembak  di perairan Laut Jawa dengan tembakan dari torpedo kapal selam Cakra 402, rudal exocet, dan rudal C-802 dari KRI Klasik.  Beberapa alutsista baru yang bergabung dalam Latgab ini antara lain: BMP3, Super Tucano, LST, Torpedo kapal selam Cakra dan  Rudal C 802. Latgab 2013 ini antara lain melakukan latihan penembakan MFT, ADEZ, Screnex, Aswex; dan  rangkaian latihan AAROFEX. (photo by: Kenyot10-Kaskus.co.id/JKGR).












Tidak ada komentar:

Posting Komentar